INFOMIGAS.ID | Banda Aceh – Propinsi Aceh masih memiliki empat wilayah kerja (WK) blok migas yang masih berstatus open area dan siap ditawarkan kepada investor untuk digarap. Hal ini dikatakan oleh Nasri Djalal, Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
“Ada beberapa WK yang open area. Saat ini yang sedang dilakukan joint study area adalah Meuseuraya, itu penggabungan blok SBA dan Meuligoe,” kata Nasri Jalal.
Menurut Nasri, Empat WK atau blok migas yang sangat berpotensi tersebut adalah WK Meuseuraya berlokasi di Aceh Timur-Langsa, WK Arakundo yang berada offshore di lepas pantai timur utara.
Selanjutnya ada WK Seuramoe yang juga dilepas pantai timur utara, dan WK Lhokseumawe yang berada di lepas pantai Lhokseumawe. WK Lhokseumawe sebelumnya sempat ‘diupayakan’oleh Zaratex, perusahaan asal Belanda. Tetapi, ” WK lhokseumawe oleh zaratex, namun sudah terminasi,” Kata Nasri Djalal kepada Infomigas, Senin, 2/6/2025.

Nasri menyebutkan , pihaknya sedang berusaha menarik investor agar masuk ke WK yang tersebut.
Nasri bilang, saat ini sejumlah sumur yang ada di Blok A dan Blok B sudah sangat tua, sehingga diperlukan eksplorasi untuk menemukan sumber migas baru.
Selain empat WK tersebut, saat ini terdapat tiga WK yang sedang dalam tahapan eksplorasi yaitu blok Bireuen Sigli yang digarap oleh Aceh Energy. Sebagian saham Aceh Energi dimiliki oleh Energi Mega Persada (EMP), emiten dari Grup Bakrie . ” EMP memiliki saham di blok Bireun Sigli,” terang Nasri Djalal.
Selanjutnya terdapat ada Blok Offshore North West Aceh ( Meulaboh) dan Blok Offshore South West Aceh, (Singkil). Kedua blok migas sudah mulai dieksplorasi oleh Perusahaan migas asal Singapura, yaitu Conrad Asia Energy Ltd. [*]
* mnh