Jakarta – Meskipun gas alam telah dikenal sejak zaman dahulu, penggunaan komersialnya relatif baru. Sekitar tahun 1000 SM, Oracle yang terkenal di Delphi, di Gunung Parnassus di Yunani kuno, dibangun di tempat gas alam merembes dari tanah dalam bentuk api. Sekitar tahun 500 SM, orang Cina mulai menggunakan “pipa” bambu mentah untuk mengangkut gas yang merembes ke permukaan dan menggunakannya untuk merebus air laut guna mendapatkan air minum.
Gas alam pertama yang dikomersialkan terjadi di Inggris. Sekitar tahun 1785, Inggris menggunakan gas alam yang diproduksi dari batu bara untuk rumah-rumah mercusuar dan jalan-jalan. Pada tahun 1816, Baltimore, Maryland menggunakan jenis gas alam buatan ini untuk menjadi kota pertama di Amerika Serikat yang menerangi jalan-jalannya dengan gas.
Di Amerika Serikat, sifat-sifat gas alam ditemukan oleh penduduk asli Amerika, yang akan membakar gas yang meresap ke dalam dan di sekitar Danau Erie. Para penjelajah Prancis menyaksikan praktik ini sekitar tahun 1626. Pada tahun 1821, William Hart menggali sumur gas alam pertama yang berhasil di AS di Fredonia, New York. Akhirnya, Fredonia Gas Light Company dibentuk, menjadi perusahaan distribusi gas alam Amerika pertama.
Pada tahun 1836, Kota Philadelphia mendirikan perusahaan distribusi gas alam milik kota pertama. Saat ini, sistem gas publik AS berjumlah lebih dari 900, dan Philadelphia Gas Works merupakan sistem gas publik terbesar dan terlama yang beroperasi di AS.
Selama sebagian besar abad ke-19, gas alam digunakan hampir secara eksklusif sebagai sumber cahaya, tetapi pada tahun 1885, penemuan Robert Bunsen yang sekarang dikenal sebagai pembakar Bunsen membuka peluang baru yang luas untuk menggunakan gas alam. Setelah jaringan pipa yang efektif mulai dibangun pada abad ke-20, penggunaan gas alam meluas ke pemanas dan memasak rumah, peralatan seperti pemanas air dan kompor, pabrik manufaktur dan pemrosesan, dan ketel uap untuk menghasilkan listrik.
Sumber : apga.org