Jakarta – Minyak bumi menjadi salah satu komoditas yang banyak digunakan oleh hampir seluruh sektor industri dan pelaku rumah tangga (kendaraan pribadi) di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Namun di balik penggunaannya yang cukup tinggi tersebut, tahukah Anda di mana letak sumur minyak pertama di Indonesia? Jawabannya ada di dekat sungai Cibodas, Argalingga, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Di wilayah yang berbatasan dengan Cirebon, Indramayu dan Sumedang itu terdapat seorang penjaga toko kelontong Belanda bernama Jan Reerink. Ia yang menemukan rembesan emas hitam tersebut dan berupaya mengeksplorasinya.
Dalam catatan sejarah yang dikutip dari tambang.co.id, di beberapa wilayah Indonesia telah dilaporkan adanya penemuan minyak mentah oleh Corps of the Mining Engineers. Mereka merupakan lembaga di bawah Kerajaan Belanda di pertengahan abad ke-19.
Saat itu berita tersebut sampai ke telinga Jan Reerink, yang merupakan seorang anak laki-laki dari saudagar penggilingan beras pada zaman Belanda di wilayah Cirebon.
Ketika itu dirinya kerap bermimpi bisa mengeksplorasi sumber minyak sendiri. Hal ini dikarenakan ia terinspirasi dengan seorang penambang minyak legendaris komersial di dekat Titusville, Pensylvania, Amerika bernama Kolonel Edwin L Drake sekitar tahun 1859.
Saat itu Reerink pun mulai menjalankan ambisinya dengan melobi Nederlandsche Handel Maatschappij (perusahaan dagang Belanda) untuk menyokong usahanya mencari minyak.
“Setelah sepuluh tahun di Cirebon, Rembesan minyak di sekitar Maja menyebabkan saya menduga bahwa bisa jadi pertanda adanya minyak. Saya menghubungi NHM dan menyatakan dugaan saya. Setelah beberapa kali berbincang dan menyelidiki, NHM mau bekerja sama. saya pergi ke AS dan Kanada. Juga untuk mencari tenagatenaga yang berpengalaman dan mengajaknya ke Hindia Belanda. Selain itu, dari sana, saya membawa peralatan dan mesin pertambangan,” kata Reerink mengutip dari kanal www.geomagz.geologi.esdm.go.id.
Mengebor Menggunakan Tenaga Sapi
Pasca negosiasinya dengan perusahaan minyak dari usaha dagang Belanda tersebut, Reerink pun pergi ke negara Amerika dan Kanada untuk mencari pegawai serta berburu peralatan bor minyak guna mempermudah aktivitas eksplorasinya.
Setelah beberapa waktu, dirinya pun kembali ke Indonesia dan pergi ke kaki Gunung Ciremai (sebelah Barat Daya Cirebon) yang dikabarkan terdapat rembesan minyak dari lapisan batuan tersier yang naik ke permukaan di kawasan tersebut.
Setelah itu, ia membangun sebuah menara bor bergaya Pensylvania dan memasukan mata bor yang digerakkan oleh alat khusus lewat perantara beberapa ekor sapi di tahun 1871.
“Total sumur yang dibor sebanyak empat sumur dan menghasilkan 6.000 liter minyak bumi. Sumur ini dianggap sebagai sumur yang memproduksi minyak bumi pertama di Indonesia,” tulis akun tambang.co.id.
Termasuk yang Tertua di Dunia
Salah satu fakta menarik lainnya bahwa sumur minyak yang diberi nama Maja-1 atau Cibodas Tangat-1 itu menjadi salah satu yang tertua di dunia. Hal ini karena waktunya hanya berselang 12 tahun setelah ditemukannya sumber minyak komersial pertama oleh Kolonel Drake dari Pensylvania seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Namun eksplorasi tersebut terpaksa berhenti di tahun ke-12 setelah pengeboran pertama lantaran berhentinya sokongan dana dari Pemerintah Hindia Belanda. Kondisi ini membuat Reerink menutup sumurnya pasca kejadian tersebut.
“Antara 1870-1874, NHM menghabiskan 200 ribu gulden dan saya sendiri 100 ribu gulden. Sementara NHM mau-mau saja menghabiskan uang lagi untuk menggapai tujuan pengeboran, tapi sayangnya kotak uang saya yang dipakai untuk berdagang di Cirebon kosong,” lanjutnya.[]
Sumber : merdeka.com