INFOMIGAS.ID | Banda Aceh — ExxonMobil Corporation (ExxonMobil) hengkang dari ladang gas Aron, Aceh Utara, Aceh sekitar tahun 2011 akibat semakin menipisnya cadangan gas di ladang itu.
Namun kini,nama ExxonMobil muncul lagi karena sedang beraktivitas dan melirik potensi migas di lepas pantai Aceh.
Perusahaan perminyakan asal Amerika Serikat, ExxonMobil disebutkan sedang melakukan survei untuk memastikan potensi cadangan migas di kawasan lepas pantai Aceh.
Saat ini, perusahaan yang sebagian sahamnya dikuasai oleh mantan Presiden USA, George W. Bush itu sedang melakukan seismik di Wilayah Kerja di Blok Andaman.
“ExxonMobil sedang melakukan joint study dengan pihak terkait di wilayah kerja West Andaman,” kata Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh Dian Budi Dharma, tulis bisnisia.id.
“ExxonMobil saat ini tengah melakukan survey seismik di Wilayah Kerja West Andaman I dan Andaman II”, kata Dian di Banda Aceh, Selasa (10/12/2024).
-
Peta Wilayah Kerja Blok Andaman, Pesisir Aceh, Selat Malaka.
Kepala Divisi Formalitas, Hubungan Eksternal, dan Sekuriti KKKS Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Radhi Darmansyah membenarkan tentang aktivitas ExxonMobil di perairan Aceh. Menurut Radhi, hal menjadi trend positif untuk industri migas Aceh.
“ini kabar baik. Kita berharap ke depannya ada pencerahan secara ekonomi,” sebut Radhi Darmansyah.
Jejak Exxonmobil di Aceh.
Exxonmobil Corporation (Exxonmobil) merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat. Perusahaan ini berkantor pusat di Irving, Texas, USA.
ExxonMobil datang ke Aceh sebagai perusahaan operator di ladang gas Aron yang ditemukan tahun 1971, di Desa Aron, Kecamatan Syamtalira A, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.
Ketika itu, ladang gas Arun menjadi ladang penghasil gas alam cair terbesar di dunia. Untuk Indonesia, gas tersebut menyumbang sekitar 20% dari keseluruhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
Pada tahap awal, kontrak karya itu dilakukan pemerintah RI melalui PT. Pertamina dengan PT. Mobil Oil Indonesia, anak usaha Mobil Oil, perusahaan migas milik asing.
Dalam perjalanannya, terjadi akusisi kepemilikan saham antara Exxon dengan Mobil Oil. ‘Perkawinan’ inilah yang mengubah sejarah dua raksasa migas itu. Nama globalnya berubah, menjadi ExxonMobil.
Ketika itu, ladang gas Arun menjadi ladang penghasil gas alam cair terbesar di dunia. Untuk Indonesia, gas tersebut menyumbang sekitar 20% dari keseluruhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).[*]
Editor : Nasier H