INFOMIGAS.ID| Jakarta –Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan program campuran minyak solar 35% dengan Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel sudah memberi dampak untuk penghematan keuangan negara.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, program B35 ini menghemat anggaran pada tahun 2013 hingga Rp 120,5 rupiah. Nilai penghematan itu berasal dari devisa negara karena terjadinya pengurangan mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) karena sudah dapat digantikan oleh minyak sawit Produksi dalam negeri.

Manfaat ekonomi hasil penghematan devisa sebagian besar dari import, kata Yuliot seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (12/12/2024).
Yuliot bilang, pemanfaatan biodiesel untuk pasar domestik tercatat mencapai 12,2 juta kilo liter (kl) pada 2023.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, angka tersebut diproyeksikan naik pada tahun 2025, menjadi 12,5 juta kl.
“Penggunaan biodiesel, B35 tahun 2023 sebanyak 12,2 juta kl yang dimandori dimulai pada Agustus 2023,” sebutnya.
Dalam catatan pihak ESDM, program mandatori biodiesel sukses menghemat devisa negara sampai US$ 7,9 miliar atau sekitar Rp 120,54 triliun pada tahun 2023.
Selain itu, kegiatan pengolahan minyak sawit mentah (CPO) menjadi biodiesel telah menciptakan nilai tambah sebanyak Rp 15,82 triliun rupiah .
Selain pemanfaatan BBN, pelbagai upaya lain masih terus dilakukan, semisal pengembangan energi baru terbarukan (EBT), mendorong percepatan penggunaan kendaraan tenaga listrik, dan meningkatkan efisiensi energi.
Memperkuat kolaborasi dengan pihak lain seperti pihak swasta dan masyarakat dipercaya dapat menjadi kunci kesuksesan lain untuk mencapai ketahanan energi nasional.
Pemerintah berharap dukungan dan komitmen dari semua kalangan akan mampu mempercepat tercacapaiannya swasembada energi seperti diharapkan sehingga RI lebih mandiri dalam sektor energi.[*]
*Editor : Nasier H