INFOMIGAS.ID | Jakarta—Sejumlah perusahaan minyak dan gas (migas) global diketahui sedang berusaha untuk kembali ke Indonesia guna mengeksplorasi hulu migas. Setidaknya, dunia perusahaan energi dunia , yaitu TotalEnergies dan Chevron telah menyatakan berminat untuk Kembali ke Indonesia.
TotalEnergies
Total Energies, perusahaah migas asal Prancis ini sudah menyatakan minatnya untuk kembali berinvestasi di bagian hulu migas Indonesia. Salah satu raksasa energi ini sempat hengkang dari Blok Mahakam pada tahun 2018.
Saat ini, Total Energies ditangerai sedang menjajaki peluang untuk akuisisi (farm-in) sebagian hak partisipasi atau participating interest (PI) blok migas eksplorasi Bobara. Blok Bobara yang yang sedang dioperasikan oleh peusahaan asal MaPetroliam Nasional Berhad atau Petronas Bhd.
Dua sumber yang mengetahui proses farm-in tersebut menyebutkan, penjajakan akuisisi bagian PI itu turut dilakukan TotalEnergies bersama dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), tulis Bloomberg Technoz, Sabtu ( 18/5/2025).
BACA JUGA: ExxonMobil Datang Lagi, Blok Andaman Memanggilnya
TotalEnergies bersama dengan PHE bakal mengakuisisi sekitar 25% saham yang dilepas Petronas pada Blok migas yang berlokasi di Papua Barat tersebut.
Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manjemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar mengatakan, “Terkait dengan WK Bobara, proses business to business antara Petronas dan Total infonya masih berlangsung,” kata Asnidar, Jumat (2/5/2025).
Chevron
Pada bagian lain, raksasa migas asal California Amerika Serikat Chevron Corp, raksasa migas lainnya asal California Amerika Serikat , dikabarkan juga juga sedang menjajaki untuk kembali datang untuk mengelola aset hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.
Hal itu dikatakan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, yang mengonfirmasi bahwa Chevron tengah masuk dalam proses lelang WK migas tahun ini.
“Iya, mungkin mereka juga akan kembali, karena mereka juga cukup lama [beroperasi di Indonesia] dan juga punya pengalaman cukup di bidang hulu migas,” kata Yuliot.
Kendati begitu, Kementerian ESDM belum memerinci tentang Wilayah Kerjha (WK) blok migas mana yang sedang dilirik oleh Chevron.
Rekam jejak Chevron cukup panjang di dunia hulu migas Tanah Air. Mereka pernah menjadi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di Blok Rokan sejak 1971.
BACA JUGA: RI Resmikan 2 Kilang Minyak Baru, Letaknya Terjauh Dari Daratan
Belakangan, sejak 9 Agustus 2021 lalu, blok migas yang dikelola oleh Chevron beralih ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebuah entitas usaha raksasa perusahaan migas milik RI.
Chevron juga sempat membuat terkantung katung kelanjutan proyek strategi nasional (PSN) di hulu migas, yaitu Indonesia Deepwater Development (IDD). Pada awalnya, Proyek IDD ini dikelola oleh dua perusahaan migas dunia yakni Eni SpA dan Chevron Corp melalui CPI. Chevron yang mengantongi 63% hak partisipasi atau participating interest (PI) di proyek tersebut. Proyek itu sudah terkatung-katung selama kurang lebih 10 tahun, Kementerian ESDM memberikan tenggat waktu kepada kedua perusahaan tersebut hingga Juli 2023.
Kala ituc, Chevron hengkangnya karena dinilai tidak mampu bersaing dalam portofolio global Chevron. [*]