INFOMIGAS.ID | Luanda– Kenaikkan harga bakar minyak (BBM) memicu kerusuhan di negara Angola. Demo besar kenaikan BBM menyebabkan 22 orang tewas.
Reuters melaporkan, Kamis (31/7/2025), protes mulai terjadi sejak Senin ketika asosiasi taksi angkutan dalam melakukan aksi mogok selama tiga hari untuk menentang keputusan pemerintah atas menaikkan harga solar. Kenaikkan harga Solar merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi subsidi.
Aksi demo menyebar ke banyak wilayah dan berujung pada aksi penjarahan, vandalism hingga bentrokan dengan polisi Salah satu yang terparah terjadi di ibu kota Luanda, lalu kemudian menyebar ke provinsi-provinsi lain.
“Kabinet Presiden Joao Lourenco bertemu pada hari Rabu dan menerima informasi terbaru tentang situasi keamanan dan tanggapan polisi,” lapor laman itu.
“Sebuah pernyataan kepresidenan menyebutkan bahwa terdapat 22 kematian, 197 orang luka-luka, dan 1.214 penangkapan. Enam puluh enam toko dan 25 kendaraan telah dirusak, dan beberapa supermarket serta gudang dijarah,” kata pemerintah.
Angola telah menghapus subsidi bahan bakar secara bertahap sejak 2023, didorong oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan sejumlah pihak lain. Tahun lalu, subsidi mencapai 4% dari produk domestik bruto (PDB).
“Investor dan lembaga keuangan internasional menganggap reformasi subsidi sebagai bukti komitmen Angola terhadap penyesuaian struktural yang sulit,” ujarnya.
Inflasi terbaru Angola, Mei 2025, tercatat di 20,74%. Pertumbuhan negara itu sendiri di Maret 2025[*]