InfoMigas.id – Banda Aceh | Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) mendukung langkah PGE membangun Central Processing Plant (CPP) baru untuk menggantikan peralatan lama yang sudah melewati masa pakai dan tidak lagi andal.
Peralatan lama dinilai tidak efisien karena boros energi, dengan konsumsi bahan bakar mencapai lebih dari 30 juta standar kaki kubik gas per hari hanya untuk kebutuhan operasional. Selain itu, faktor keselamatan juga menjadi perhatian utama, mengingat penggunaan peralatan usang berisiko tinggi terhadap pekerja maupun kelangsungan operasi migas.
Pembangunan fasilitas baru ini dilakukan dengan skema rental, sehingga memberikan nilai keekonomian yang lebih baik dibandingkan membangun sendiri dengan biaya capital expenditure yang sangat besar. Dengan pendekatan ini, investasi dapat lebih efisien sekaligus menjaga keberlanjutan operasi, kata Kepala BPMA Nasri Djalal secara tertulis, jum’at, 19/9/2025.
Selain pembangunan CPP, proyek ini juga merupakan bagian dari pembenahan fasilitas produksi secara menyeluruh, untuk memastikan seluruh infrastruktur hulu migas di Aceh tetap dalam kondisi andal, efisien, dan aman. Upaya ini diharapkan dapat memperpanjang umur produksi, meningkatkan kehandalan operasi, serta memberi nilai tambah bagi daerah.
“Pembangunan fasilitas baru ini penting agar operasi migas di Aceh lebih efisien, aman, dan berkelanjutan. Dengan fasilitas modern, konsumsi energi dapat ditekan, risiko berkurang, dan manfaat bagi masyarakat Aceh semakin besar,” ujar Kepala BPMA.
BPMA memastikan proyek pembangunan CPP dan pembenahan fasilitas produksi akan berjalan sesuai aturan, menjaga kelestarian lingkungan, dan memberi ruang lebih luas bagi keterlibatan tenaga kerja lokal.
Pergantian ralatan Sumur GAS Model Build-Own-Operate (BOO)
Sebelumnya diberitakan, tiga peralatan utama di sumur gas cluster IV Wilayah Kerja (WK) Blok B, Aceh Utara, sedang dalam proses pergantian sejumlah peralatan, seperti Amine Plant, TEG Plant, dan Condensate Stabilizer Unit.
Pergantian peralatan itu melibat PT Petroflexx Prima Daya ( PPD) sebagai kontraktor yang membangun, mengoperasikan, merawat dan memiliki ketiga fasiltas produksi tersebut.
PT Petroflexx Prima Daya berperan sebagai Build-Own-Operate (BOO) kontraktor atas peralatan itu.[*]
*nasier husen