InfoMigas.id – Medan | “Banjir, longsor, dan jembatan putus di jalur utama seperti Bireuen–Takengon, Pidie Jaya, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, hingga Gayo Lues membuat pergerakan mobil tangki terhambat, bahkan pada beberapa titik tidak dapat melintas. Kondisi ini berdampak pada keterlambatan suplai ke sejumlah SPBU dan SPBE,” kata Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 2/12/2025.
Wilayah Aceh memiliki 156 SPBU, namun sebanyak 26 SPBU terdampak akibat akses jalan yang belum pulih. Dari 133 agen LPG, 94 agen yang terkena dampak, sementara dari 11 SPBE, 9 diantaranya mengalami kendala operasional.
Situasi terdampak ini paling banyak terjadi di jalur distribusi yang berada pada koridor banjir dan longsor. Kondisi serupa dalam level lebih ringan juga terjadi di wilayah lain di Sumbagut, yaitu Sumatera Utara dengan 406 SPBU (23 terdampak) dan 383 agen LPG (15 terdampak), serta Sumatera Barat yang memiliki 147 SPBU (11 terdampak) dan 172 agen LPG (23 terdampak).
Data ini menggambarkan bagaimana cuaca ekstrem mempengaruhi operasional distribusi energi di tiga provinsi tersebut, terutama Aceh.
Akibat terganggunya akses, menyebabkan sejumlah SPBU sempat kosong secara sementara, terutama di wilayah yang terisolasi dan berada pada rute yang belum aman dilalui kendaraan berat.
Kekosongan tersebut tidak terkait dengan ketersediaan stok di terminal, melainkan semata-mata karena mobil tangki tidak dapat mencapai lokasi. Begitu terdapat akses yang aman atau rute alternatif, suplai langsung diprioritaskan dan kini telah berlangsung kembali secara bertahap.
Selain BBM, penyaluran LPG juga terdampak oleh kendala akses menuju beberapa SPBE dan agen di Aceh. Meskipun stok LPG di terminal terpantau, hambatan jalur distribusi membuat suplai tidak dapat dilakukan dengan ritme normal.
Untuk mengantisipasi hal ini, Pertamina menyiapkan langkah-langkah darurat, termasuk pengiriman LPG melalui jalur laut menggunakan Skid Tank dari Terminal LPG Arun menuju Banda Aceh atau Aceh Barat apabila jalur darat belum dapat dilalui. Opsi bantuan suplai melalui IT Dumai juga disiapkan apabila kondisi akses menuju SPBE tertentu belum sepenuhnya pulih.
Seluruh langkah operasional ini diperkuat dengan penambahan armada mobil tangki dan Awak Mobil Tangki (AMT), serta pengalihan suplai dari IT Lhokseumawe ke FT Krueng Raya guna mempercepat distribusi ke wilayah terdampak. Pertamina juga memberikan dukungan BBM bagi alat berat milik BPBD dan Pemerintah Daerah untuk membantu pembukaan jalan dan percepatan normalisasi jalur distribusi.
Seiring membaiknya cuaca, suplai BBM dan LPG ke berbagai titik yang sebelumnya terhambat kini mulai kembali berjalan. Penyaluran dilakukan secara bertahap dengan memprioritaskan SPBU, agen LPG, dan SPBE yang berada pada jalur yang telah aman dilalui.
Pertamina menerapkan keringanan dari BPH Migas berupa peniadaan sementara kewajiban penggunaan barcode MyPertamina untuk pembelian BBM subsidi di Aceh. Kebijakan ini berlaku selama masa Status Tanggap Darurat Banjir Aceh dan diberlakukan agar pelayanan lebih cepat serta mengurangi antrean di wilayah terdampak.
Pertamina mengimbau masyarakat untuk membeli BBM dan LPG secukupnya sesuai kebutuhan. Tim operasional Pertamina terus bekerja tanpa henti untuk memastikan energi tetap tersedia bagi masyarakat Aceh di tengah kondisi yang sangat dinamis.[*]
*rilis