INFOMIGAS.ID |Aceh Utara--Pertamina Hulu Energi (PHE NSO) yang merupakan bagian dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1 bersama dengan pemerintah Kabupaten Aceh Utara bersinergi dalam program keanekaragaman hayati dan program pemberdayaan masyarakat (PPM) melalui peta jalan penyelesaian konflik gajah dengan manusia.
Kerja sama ini melibatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Lembaga Pembelaan Lingkungan Hidup dan Hak Asasi Manusia (LPLHa).

Para stakeholder tersebut melakukan gotong royong dengan mengikutsertakan warga Desa Blang Pante untuk “berdamai” dengan satwa gajah.
Desa Blang Pante merupakan salah satu dari lima desa yang menjadi jalur lintasan gajah dalam lokasi lanskap Cot Girek.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, warga Desa Blang Pante dilaporkan cemas karena gajah-gajah sering masuk ke lahan perkebunan milik warga.
Untuk mengatasi konfilik Gajah-Manusia secara berkelanjutan, PHE NSO, lewat program Unit Pengelola Gampong membentuk sebuah kelompok. Anggota kelompok ini sebanyak 10 orang laki-laki dan akan dilatih oleh BKSDA Aceh untuk menghalau gajah dari kebun dengan cara-cara aman yang direkomendasikan, seperti dengan bunyi petasan dan membuat pagar tanaman yang tidak disukai gajah.
Program ini diluncurkan pada 19 Februari 2025 lalu.
Manager Field PHE NSO Heri Prayogo mengungkapkan, program ini selaras dengan program Kehati (Keanekaragaman Hayati) Pertamina yaitu komitmen untuk berkontribusi kepada masyarakat yang masuk dalam program pilar lingkungan. “Kami berkomitmen untuk mendukung keberlangsungan keanekaragaman hayati di sekitar wilayah operasi,” kata Heri Prayogo.
Acara peluncuran program ” Gotong Royong Desa Blang Pante” ini dihadiri sejumlah pihak, diantaranya Direktur Konservasi Spesies dan Genetik KLHK, Kepala BKSDA Aceh, dan Asisten I Pemda Aceh Utara . Semua pihak menyampaikan komitmen untuk menjaga bersama Gajah dan masyarakat.
Bahkan, Pemda Aceh berharap ke depan ada pengembangan ke arah wisata kawasan Kehati seperti di Tangkahan, Langkat, Sumatera Utara.
“Terima kasih sudah mendengar keluh kesah kami dan memfasilitasi, mengumpulkan banyak pihak untuk mengatasi masalah ini. Semoga ‘Po Meurah’ (gajah) menjauh dari kebun, kita hidup berdampingan tanpa saling ganggu,” harap Kepala Desa Blang Pante, Marzuki.(*)
*Rilis