InfoMigas.id – Medan | Pemerintah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara resmi menetapkan status tanggap darurat menyusul banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menetapkan kondisi tanggap darurat bencana hidrometeorologi, sementara Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyatakan Sumut berada dalam status darurat banjir dan longsor.
Bencana tersebut berdampak pada wilayah operasi Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1, khususnya di tiga lapangan migas: PHE NSO Field, Pertamina EP Pangkalan Susu Field, dan Pertamina EP Rantau Field. Menyikapi kondisi tersebut, PHR Zona 1 menegaskan bahwa keselamatan pekerja menjadi prioritas utama sekaligus memastikan bantuan segera disalurkan kepada masyarakat terdampak.
General Manager PHR Zona 1, Hari Widodo, menyampaikan keprihatinannya atas bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ia menjelaskan bahwa tim PHR Zona 1 telah melakukan langkah cepat berupa mitigasi risiko, evakuasi pekerja, dan penyaluran bantuan darurat sejak awal kejadian.
“Kami memastikan seluruh upaya penanganan bencana dilakukan secara optimal dengan bersinergi bersama SKK Migas, pemerintah daerah, BPBD, dan pemangku kepentingan lainnya. PHR Zona 1 berkomitmen untuk terus mendukung proses pemulihan masyarakat,” ujar Hari Widodo.
PHR Zona 1 telah menyalurkan bantuan logistik ke wilayah Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Tamiang, dan Kabupaten Langkat berupa 425 kilogram beras, 480 kilogram gula, 177 dus mi instan, 135 dus sarden, 103 dus minyak goreng, serta kebutuhan pangan lainnya. Bantuan tambahan berupa air mineral, telur, susu, biskuit, perlengkapan mandi, obat-obatan, popok bayi, selimut, dan terpal juga disalurkan ke sejumlah titik terdampak.
Di Pangkalan Susu, Pertamina EP telah melakukan mitigasi sejak 25 November 2025 menyusul naiknya permukaan air di sekitar Main Gathering Station (MGS). Sebanyak 187 orang dievakuasi ke Bukit Kunci, Pangkalan Susu, sementara tim lapangan memperbaiki pagar beton MGS dan memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Tamiang, banjir setinggi tiga meter pada 27 November 2025 menyebabkan fasilitas produksi Pertamina EP Rantau terendam dan menghentikan operasi sementara. Meski demikian, bantuan tetap disalurkan melalui Posko Utama Bupati dan desa-desa sekitar.
Di Lhokseumawe, PHE NSO turut menyalurkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, selimut, kebutuhan anak, hingga popok bayi sejak 27 November 2025.
PHR Zona 1 memastikan distribusi bantuan dilakukan bertahap mengikuti kondisi lapangan, termasuk menggunakan perahu karet dan helikopter akibat banyaknya akses darat yang terputus. Bencana banjir juga berdampak pada operasional migas di beberapa titik, termasuk penghentian sementara produksi di Pertamina EP Rantau Field. Kendati demikian, PHR Zona 1 memastikan keselamatan pekerja tetap terjaga dan dukungan terhadap kebutuhan energi nasional tetap menjadi prioritas.[*]