OPINI : A. RINTO PUDYANTORO
Usaha Hulu Migas (SKK Migas) membuat terobosan luar biasa, yaitu memproses dan memberikan persetujuan plan of development (POD) sangat cepat untuk Geng North.
Barangkali tercepat dalam dekade terakhir. Hanya butuh 10 bulan sejak penemuan cadangan migas raksasa atau giant discovery itu pada Oktober 2023. POD disetujui di Agustus 2024.
Percepatan POD Geng North akan berdampak positif bagi upaya membangun ketahanan energi di Indonesia. Padahal, Geng North merupakan proyek raksasa.
Perusahaan migas multinasional ENI menyiapkan investasi US$ 11,8 miliar. Angka tersebut belum termasuk biaya operasi US$ 5,6 miliar. Jika ditambahkan biaya lain-lain, totalnya mencapai US$ 18,3 miliar atau sekitar Rp 292 triliun dengan kurs Rp 16.000 per dolar. Proyek ini berpotensi menghasilkan gross revenue hingga US$ 39,4 miliar atau setara Rp 631 triliun.
Pemerintah diperkirakan mendapatkan bagian US$ 12,9 miliar, senilai Rp 208 triliun, atau 31,5% dari gross revenue. Adapun bagian kontraktor US$ 8,1 miliar, sekitar 19,7% dari gross revenue. Sisanya merupakan cost recovery atau biaya pemulihan US$ 18,3 miliar (44,4%).
Lifting adalah Akibat Dari gambaran di atas, nampak jelas bahwa peningkatan lifting dan tambahan penerimaan negara adalah akibat dari keberhasilan sebuah kegiatan. Jika lifting akan ditingkatkan, yang penting adalah fokus terhadap keberhasilan di setiap kegiatan operasional.
Tinggal kemudian didefinisikan dan dibuat prioritas. Kegiatan yang berdampak langsung pada penambahan lifting perlu diprioritaskan. Sedangkan kegiatan sisanya bisa diletakan pada prioritas berikutnya. Kegiatan yang sama sekali tidak berpengaruh kepada penambahan produksi migas, dalam jangka pendek maupun panjang, untuk sementara waktu dikesampingkan atau diparkir, dan diletakan pada prioritas paling belakang.
Pertama kegiatan eksplorasi. Lifting migas dapat meningkat jika eksplorasi menemukan cadangan baru. Eksplorasi merupakan langkah awal sekaligus krusial, sebab tidak hanya akan meningkatkan lifting migas, juga menjamin keberlanjutan produksi migas. Jika tidak ada tambahan cadangan, produksi alamiah lapangan migas akan menurun. Perusahaan pun sulit mempertahankan atau meningkatkan produksi.
Selain itu, keberhasilan eksplorasi akan meningkatkan kepercayaan investor dan pemangku kepentingan terhadap potensi migas. Penemuan di Geng North, misalnya, menjadi penyemangat sekaligus membangun optimisme pemerintah dan menggairahkan investasi migas.
Yang kedua, monetisasi cadangan, yaitu mengupayakan cadangan migas segera menjadi uang. Cadangan migas sesegera mungkin diangkat ke permukaan dan dijual. Penemuan cadangan akan sia-sia jika tidak segera diupayakan untuk dieksploitasi. Pada sisi ini, nampak betapa pentingnya persetujuan POD yang cepat dan efektif. Meskipun, penting juga setelah POD, Kontraktor KKS segera mengeksekusi pekerjaan yang diuraikan di dokumen POD, seperti menyiapkan pre-front end engineering design (pre-FEED) dan bersama pemerintah memutuskannya.
Setelah itu, segera mulai pembangunan fasilitas produksi dan instalasi sumur produksi, pembangunan pipa transportasi, serta fasilitas pemrosesan dan penyimpanan. Proses POD yang cepat, seperti di North Ganal sepatutnya diapresiasi, mengingat sebelumnya ada temuan cadangan namun sebatas temuan, belum sampai POD. Seluruhnya mencapai 259 struktur dengan potensi minyak 1,4 miliar barel oil dan temuan gas bumi sekitar 18,7 TCF. Namun hingga saat ini masih ada POD mangkrak untuk 74 lapangan dengan potensi minyak 153 juta barel oil dan gas 5,3 TCF.
Dalam hal ini, pemerintah harus bersikap tegas terhadap POD mangkrak dan harus segera didorong untuk bisa digerakan lagi. Karena bisa saja keekonomian lapangan sudah berubah seiring dinamika yang terjadi.
Ketiga adalah mengoptimalkan aset. Bila dirunut ke beberapa tahun belakang, nampak bahwa pada 2023 telah direalisasikan pengeboran sumur sebanyak 919. Di tahun ini ditargetkan lebih banyak lagi, yaitu 932 sumur. Bandingkan dengan tahun 2020, yang hanya 240 sumur, walau kemudian di 2021 mampu ditingkat menjadi 420. Sementara di tahun 2022 ‘dikebut’ sehingga mampu terealisasi 740 sumur. Tren kenaikan jumlah sumur setiap tahun ini penting terus konsisten.
Hanya dengan demikian, produksi dapat dijaga tidak turun terlalu dalam. Keempat, menjaga keandalan fasilitas produksi. Kegiatan operasional sehari-hari perusahaan minyak sebenarnya selalu diarahkan untuk menjaga stabilitas produksi, dan upaya menaikan produksi.
Tentu di dalamnya termasuk upaya pencegahan kehilangan lifting. Kegiatan itu antara lain pemeliharaan fasilitas produksi rutin dan non-rutin, pemeliharaan sumur, pengelolaan reservoir, pengeboran sumur (infill drilling), dan reaktivasi sumur. Harus diakui bahwa aset-aset hulu migas mayoritas sudah tua, bahkan ada yang lebih dari 50 tahun.
Hal ini berdampak pada unplanned shutdown. Tentu ini menjadi tantangan SKK Migas dan Kontraktor KKS untuk menuju “zero unplanned shutdown”. Bukan hal yang mudah. Namun dengan pengalamanan dan didukung teknologi, termasuk menggunakan artificial intelligence, semestinya potensi kejadian bisa dideteksi dan diantisipasi.
Faktor Non-teknis SKK Migas dan perusahaan minyak wajib memastikan bahwa rencana kerja tahunan dapat dieksekusi tepat waktu, dengan tetap mengantisipasi berbagai persoalan teknis. Walau bila diperhatikan pekerjaan teknis sebagian merupakan pekerjaan yang berulang sehingga permasalahan teknis relatif dapat diatasi.
Yang sering tak terduga sebenarnya persoalan non-teknis. Faktor-faktor non-teknis mencakup perizinan dan birokrasi, regulasi, serta tantangan sosial dan hubungan dengan pemangku kepentingan. Proses perizinan yang panjang dan birokrasi yang rumit sering kali menjadi hambatan besar.
Misalnya, untuk memulai pengeboran di lokasi baru harus mendapatkan berbagai izin dari pemerintah daerah dan pusat, termasuk izin lingkungan, penggunaan lahan, dan operasional. Sementara keterlambatan dalam pengurusan izin dapat menyebabkan proyek tertunda yang pada gilirannya menghambat peningkatan lifting migas.
Demikian juga dengan regulasi yang sering berubah. Peraturan yang sering berubah, apalagi yang berdampak pada keuangan perusahaan sehingga mempengaruhi kalkulasi ekonomi proyek, ujungnya dapat menyebabkan perusahaan menunda investasi atau meninjau kembali rencana kerja mereka.
Menyimak strategi ketahanan energi Presiden Prabowo Subianto, rupanya akan menempatkan migas sebagai salah satu tulang punggung utama. Bisa diprediksi bahwa birokrasi dan aturan lain yang menghambat investasi menjadi prioritas untuk diselesaikan.
Geliatnya sudah terasa dengan kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang menjaga kebijakan pendahulunya, Arifin Tasrif, dalam menjaga investasi migas semakin kondusif. Berikutnya adalah tantangan sosial, termasuk persoalan sosial yang diakibatkan dinamika politik.
Salah satu wujudnya bisa berupa penolakan masyarakat terhadap proyek migas. Di beberapa daerah, proyek migas sering berhadap dengan protes masyarakat yang khawatir akan dampak lingkungan, atau merasa tidak mendapatkan manfaat ekonomi yang adil dari proyek tersebut. Persoalan sosial seperti ini bisa riil apa adanya, namun juga bisa karena salah persepsi, atau lahir dari persoalan politik.
Apapun penyebabnya, persoalan sosial dapat menjadi masalah serius dan proyek berhenti. Jika yang dijadikan alasan atau pemicunya adalah masalah lingkungan, sebenarnya hal yang tidak terlalu sulit. Karena pada umumnya, dengan pengawasan dari SKK Migas, perusahaan minyak menetapkan standar tinggi terkait penanganan lingkungan.
Termasuk perlindungan habitat, pengelolaan limbah, dan mitigasi dampak lingkungan. Yang tidak mudah adalah jika terjadi mispersepsi, terlebih pemicunya adalah persoalan politik. Yang terakhir adalah mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan, termasuk dengan pemerintah, masyarakat lokal, dan organisasi non-pemerintah (NGO). Tidak dapat dipungkiri, operasional migas relatif tidak menemui hambatan tatkala perusahaan migas mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat lokal.
Salah satunya melalui program pengembangan masyarakat dan corporate social responsibility (CSR). Hal ini tidak hanya meningkatkan citra perusahaan dan industri hulu migas, juga memastikan dukungan masyarakat dan mengelola risiko terhadap gangguan operasi proyek.
Mencegah pasti lebih baik dibandingkan mengatasi persoalan sosial yang sudah terjadi. Perusahaan minyak dan SKK Migas harus mengembangkan strategi yang komprehensif, termasuk menyiapkan strategi komunikasi yang efektif. Juga perlu memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dan bersinggungan dengan proyek hulu migas memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan manfaat proyek.
Untuk memastikan semua itu, penting untuk selalu bersikap transparan dan terbuka. Menjaga transparansi dalam konteks operasional proyek, berarti terbuka dan jujur menyampaikan langkah dan proses proyek yang tengah dijalankan.
Disampaikan pula dampaknya terhadap lingkungan dan sosial, sertai menyiapkan respons dan solusinya. Transparansi dan keterbukaan adalah bagian penting untuk membangun kepercayaan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya.
Penutup: Berpacu dengan Waktu Strategi ‘speed up’ atau percepatan proyek dalam industri hulu migas wajib terjadi. Menjadi krusial tatkala dihadapkan pada proses transisi energi global yang tengah berjalan.
Bila kita mengacu pada bauran energi Indonesia, nampak bahwa migas masih penting keberadaanya hingga 2050. Tetapi secara global peran migas diperkirakan akan semakin berkurang seiring dengan meningkatnya pangsa pasar energi terbarukan.
Apalagi berbagai negara dan perusahaan di seluruh dunia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan investasi pada energi terbarukan, sehingga akan tiba saatnya energi terbarukan lebih dominan daripada migas.
Ketika itu terjadi, harga minyak di pasar global cenderung akan turun karena berkurangnya permintaan. Apabila biaya lifting tetap seperti sekarang, maka biaya produksi akan mahal dan eksplorasi serta eksploitasi migas tidak ekonomis.
Karenanya, opsi satu-satunya yang Indonesia miliki adalah mempercepat pencarian cadangan dan segera dimonetisasi. ‘Speed up’ bukan hanya soal waktu, tetapi juga soal mengelola risiko ekonomi dan pasar.
Perusahaan yang dapat mempercepat siklus penemuan dan produksi migas akan berada pada posisi yang lebih baik karena dapat memanfaatkan harga minyak saat ini yang relatif tinggi.
Kecepatan juga berpelung menciptakan efisiensi, menekan biaya, meningkatkan profitabilitas, dan cadangan migas memberikan manfaat ekonomi maksimal.
Semua itu merupakan langkah strategis yang dapat diletakan dari bagian penting dalam upaya menjaga ketahanan energi nasional di tengah perubahan lanskap energi global. [*]
*Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id