INFOMIGAS.ID | Banda Aceh – Propinsi Aceh dikenal sebagai salah satu wilayah yang memiliki sumber daya mineral yang melimpah, khususnya di sektor minyak dan gas bumi (migas). Potensi besar ini harus dipastikan menjadi berkah untuk masyarakat, bukan justru menjadi ‘kutukan’
Pengalaman kelam selama hampir empat dekade beroperasinya ExxonMobil di Aceh Utara menjadi catatan penting. Meski beroperasi selama hampir 40 tahun, namun kehadiran industri raksasa tersebut dinilai gagal memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional.

“Hal ini menjadi peringatan agar kesalahan serupa tidak terulang kembali dalam era industri migas yang baru di Aceh,” kata Terpriadi A. Majid, salah seorang pemerhati industri migas di Aceh Utara, Selasa , 15/7/2025.
Mantan karyawan PT. Arun LNG dan ExxonMobil Oil ini menilai pentingnya peran pemerintah untuk ‘memaksa’ Perusahaan migas yang beroperasi di Aceh agar memberi pelatihan kepada anak muda sehingga mampu berkontribusi dalam kegiatan ekploitasi dan ekplorasi. “ Gubernur Aceh saat ini harus meniru langkah dan kebijakan gubernur Aceh terdahulu, yaitu Muzakkir Walad yang pernah “memaksa” ExxonMobil untuk mendidik tenaga kerja lokal. Karena ada pelatihan Perusahaan KKKS, makanya beberapa orang dari generasi kami dapat bekerja di sektor industri migas,” kata Terpriadi yang juga mantan anggota DPRK Aceh Utara ini.
“ Pada era exonmobil ada Muzakkir Walad yang membuka kesempatan untuk anak anak Aceh, sekarang ada Muzakkir Manaf. Kita berharap Muzakkir Manaf dapat mengikuti jejak Muzakkir Walad ” kata Terpriadi penuh harap.[*]
*Nasier husen