InfoMigas.id- Jakarta | Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyebutkan lelang blok minyak dan gas (migas) tidak akan lagi dilakukan secara bertahap. Kebijakan ini diambil guna mempercepat capaian target produksi minyak siap jual setidaknya 900.000 barel per hari (bph) pada 2029 nanti.
“Kalau dibuat bertahap seperti itu, ya ini target untuk peningkatan lifting tidak akan tercapai. Jadi ya kita memiliki wilayah yang akan kita tawarkan, (ada) 75 wilayah kerja (WK). Seperti di toko, jadi kita pajangkan saja semua,” ujarnya ditemui usai rapat dengan Komisi XII DPR RI,kutip bloombergtechnoz.com, Rabu (3/9/2025).
Yuliot menjelaskan penawaran blok migas secara serentak ini ditargetkan bisa dieksekusi paling lambat Oktober 2025. Ia menegaskan bahwa skema ini akan menjadi mekanisme permanen, menggantikan lelang bertahap yang berlaku sebelumnya.
“Nanti (jika) ada badan usaha yang berminat, ‘saya mau di blok ini, di blok ini, di blok ini’, nanti berdasarkan badan usaha, mereka tertarik dua atau tiga, ya itu yang kita kompetisikan. Jadi polanya kita ubah,” tegasnya.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menambahkan pemerintah telah menyiapkan lelang 17 WK pada tahun 2025 ini. Namun, ia belum memastikan kapan wilayah-wilayah tersebut akan dimasukkan dalam jadwal penawaran mendatang.
“Nanti kami umumkan kembali. Nanti kita lapor dulu ya. Nanti bocorannya. Saya lebih suka kalau sudah ada output dan outcome, baru bicara. Kalau baru mulai, saya belum bisa ini (berkomentar dahulu),” kata Laode.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta Laode untuk merombak sejumlah aturan terkait mekanisme lelang WK migas. Penyederhanaan regulasi ini dinilai penting untuk mendukung target lifting 1 juta barel minyak per hari pada 2029 hingga 2030.
“Saya minta untuk melakukan reformasi berbagai regulasi yang menghambat proses percepatan terhadap pelelangan wilayah kerja,” ujar Bahlil selepas pelantikan Laode sebagai Dirjen Migas di Kementerian ESDM, Jumat (29/8/2025).
Bahlil menargetkan pemerintah dapat membuka penawaran 60 blok potensial hingga 2028. Namun, ia menginginkan percepatan proses lelang tersebut. “Masih ada 60 wilayah kerja yang harus kita lelang,” kata Bahlil.
Adapun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting migas mencapai 1,55 juta barel setara minyak per hari (bsmpd) pada semester I/2025. Capaian ini lebih rendah 3,29 persen dari target APBN 2025 yang dipatok 1,61 juta bsmpd.[*]