Abdulla Bu Ali, Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, menceritakarn perjalanan pendidikan hingga karirnya sebelum sampai menjadi petinggi diperusahaan minyak dan gas (migas) ternama. Dia tidak membayangkan posisi saat ini.
Abdullah mengatakan dirinya tidak pernah ingin bersekolah jurusan perminyakan.Ia mengaku sewaktu umur 17 atau 18 tahun malah bercita-cita menjadi sutradara film.
Padahal, Uni Emirat Arab di mana dia berasal merupakan negara yang kaya akan minyak dan gas dan mendukung untuk sekolah serta bekerja di sektor tersebut.
“Sejujurnya, mungkin ini adalah hal buruk untuk dikatakan, saya tidak pernah ingin menjadi insinyur perminyakan. Mengingat UEA sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, minyak dan gas. Setidaknya lebih dari 90% pendapatan negara berasal migas. Jadi semua orang akan mempelajari teknik perminyakan, dan sebagainya,” kata dia dalam Student Meet The IPA Board dalam gelaran The 48th IPA Convention & Exhibition di ICE BSD City, Tangerang, tulis detik dotcom., Rabu (15/5/2024).
Abdulla mengaku dirinya hanya tertarik untuk bersekolah kedokteran dan jurusan teknik. Tetapi dia mengaku malah memilih untuk bersekolah film. Dia mengakui pada umur 17-18 tahun belum betul-betul menemukan tujuan hidupnya, jadi secara tiba-tiba pun dia bercita-cita menjadi sutradara.
“Lucunya, saya memulai tahun pertama saya setelah lulus dengan tidak mempelajari teknik perminyakan. Saya sebenarnya bersekolah di sekolah film. Saya ingin menjadi sutradara film atau semacamnya. Ini mungkin terdengar seperti ide gila saat ini, tapi itulah yang saya inginkan pada awalnya,” ungkapnya.
Setelah itu, Abdullah kembali merasa bingung akan melanjutkan ke perguruan tinggi mana dan jurusan apa. Singkat cerita, dia mendapatkan beasiswa internasional dari salah satu perguruan tinggi di Amerika Serikat jurusan teknik perminyakan.
“Jadi perjalanan dimulai dari sana. Saya mencoba menjawab pertanyaan yang terus muncul di benak saya. Apakah ini pilihan yang tepat? saya pun mendorong diri untuk belajar, mendapatkan gelar saya, dan bersenang-senang dengan jurusan itu, hingga pada akhirnya saya jatuh cinta (pada jurusan perminyakan),” ungkapnya.
Abdulla mengaku sudah lebih dari 20 tahun berkarir di industri minyak dan gas. Dengan perjalanan panjang itu, dia mengakui bahwa berkarir di industri migas merupakan pilihan yang tepat.
“Jadi saya bergabung dengan industri minyak dan gas selama 20 tahun, lebih dari 20 tahun, dan saya percaya sekarang, melihat ke belakang, bahwa ini adalah pilihan yang tepat, meskipun saya kesulitan pada awalnya, tapi saya senang saya berhasil,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Abdulla Bu Ali merupakan Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia. Mubadala Energy hadir di Indonesia sejak 2004 dan saat ini mengoperasikan empat Kontrak Bagi Hasil (PSC) lepas pantai Di Selat Makassar, PSC Sebuku dengan ladang gas Ruby yang berproduksi, dan PSC Sebuku Barat, ditambah Gross Split Andaman I dan Andaman Selatan PSC di lepas pantai Sumatera bagian utara. [*]
*Detik.com