INFOMIGAS.ID | Tel Aviv — Di tengah kecaman internasional atas kejahatan kemanusiaan terhadap warga Palestina, Israel justru mengumumkan sebuah langkah besar di sektor energi, yatu: kontrak ekspor gas alam senilai USD35 miliar atau Rp570 triliun ke Mesir.
Menteri Energi Israel, Eli Cohen menyebutkan Kontrak ini disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah energi Israel. Kesepakatan itu dilakukan dengan perusahaan NewMed Energy, salah satu mitra di ladang gas Leviathan yang berada di wilayah yang diduduki Israel.
“Penandatanganan kesepakatan gas terbesar dalam sejarah ini adalah perkembangan penting dalam aspek keamanan, politik, dan ekonomi,” ujar Cohen dalam unggahan media sosial resminya, Kamis (7/8/2025).
Kesepakatan ini mencakup ekspor sekitar 130 miliar meter kubik gas alam ke Mesir dengan Waktu hingga tahun 2040, atau hingga jumlah yang dikontrakkan terpenuhi. Sebelumnya, pada 2019, kedua negara telah menandatangani perjanjian serupa untuk ekspor 60 miliar meter kubik gas.
Dengan kesepakatan baru ini, volume ekspor Israel ke Mesir akan meningkat tiga kali lipat, menjadikan Tel Aviv sebagai pemasok energi utama bagi negara-negara tetangganya.
Menurut Cohen, selain menguntungkan secara strategis, kesepakatan ini juga akan membawa miliaran dolar ke kas negara, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional Israel.

Ironisnya, kesepakatan ini dibuat ditengah berlangsungnya agresi militer brutal Israel terhadap Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Hingga saat ini, lebih dari 61.000 warga Palestina dilaporkan meninggal dalam konflik yang masih terus berlangsung.
Langkah Mesir ini menuai kritik dari berbagai kalangan. Banyak pihak menilai bahwa keputusan itu menunjukkan kemunafikan diplomatik, di mana negara-negara Arab yang seharusnya mengecam agresi Israel, justru memperkuat hubungan ekonomi.[*]