InfoMigas.id, Aceh– Kelangkaan gas subsidi juga terjadi di Aceh Utara, Aceh. Akibatnya konsumen harus membeli LPG isi 3 Kg diatas harga resmi ketetapan pemerintah sebesar 18.000 rupiah per tabung.
Seorang warga di kecamatan Geureudong Pase, kabupaten Aceh Utara yang tak mau namanya disebutkan mengaku dirinya pernah membeli dengan harga 40 ribu rupiah per-tabung. ” Tapi lebih sering harga 30 ribu. Pernah juga 28 ribu. Jarang sekali dapat membeli di pangkalan resmi. Saya datang gas habis ” katanya. Pria berusia sekitar 30 tahun ini berkali kali menolak namanya tulis. ” Mahalnya harga gas (isi 3 kg ) itu karena mafia. Gas itu mafia. Takut kita,” katanya memberi alasan. ” Kalo bukan permainan mafia, kenapa mahal ? Kenapa bisa dipermainkan?,” cerca nara sumber ini.
Seorang warga lain, di kecamatan Simpang Keuramat, juga menolak namanya ditulis. “Monyou neu tuleh nan long atau neu peu ek Poto lon, ku Peh neuh, ( jika menulis nama saya atau menayangkan Poto saya, ku pukul Abang”, katanya setengah bercanda.
Walau menolak nama dan potonya ditanyangkan, namun pria berusia sekitar 60 tahun ini tetap menjawab harga ‘gas melon’ yang dia bawa. “Tiga puluh ribu. Walau mahal tetap harus dibeli, mana mungkin beras kita rebus,” kata buruh perkebunan sawit ini sambil tertawa.

Sales Branch Manager (SBM) PT. Pertamina Patra Niaga Wilayah Aceh-4 retail Sumbagut, Ayyub Fadillah menyebutkan kuota gas subsidi isi 3 Kg untuk wilayah Kabupaten Aceh Utara yang dialokasikan oleh kementerian ESDM lebih dari 4,8 juta tabung per-tahun.” Melalui Ditjen Migas diberikan selama setahun dengan kuota 14.484 Metrik Ton (MY) atau 4.828.000 tabung setahun,” kata Ayyub.
Menurutnya, di seluruh Aceh Utara terdapat 1.009 pangkalan resmi yang telah ditunjukkan oleh Pertamina. 1.009 pangakalan tersebut harus melayani kebutuhan gas untuk warga di 852 desa di dalam 27 kecamatan.
“Setiap kecamatan di Aceh Utara terdapat pangkalan LPG resmi Pertamina,” tegas Ayyub Fadillah. [*]
Penulis :Nasier H.