InfoMigas.id – Jakarta | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mempercepat pembangunan infrastruktur gas bumi nasional untuk terjadinya pemerataan pasokan energi antarwilayah. Salah satu proyek yang dinilai strategis adalah rampungnya pembangunan jaringan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I sehingga telah mengalirkan gas dari Jawa Timur ke kawasan industri Batang, Jawa Tengah.
Pembangunan proyek ini berlanjut ke tahap II, yaitu jalur pipa dari Batang ke Kandanghaur, Jawa Barat, sepanjang 245 kilometer. Proyek ini ditargetkan akan selesai pada April 2026.
“Saat ini kami juga sedang menyelesaikan 245 kilometer dari Batang sampai Kandanghaur dan akan selesai pembangunannya pada April 2026, sehingga gas yang di Jawa Timur melimpah, bisa kita kirim ke wilayah Jawa bagian Barat,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Selain Pulau Jawa, pemerintah juga memperluas jaringan gas ke wilayah Sumatera melalui proyek pipa Dumai–Sei Mangkei (Dusem) sepanjang 541 kilometer. Proyek ini akan menghubungkan Riau dan Sumatera Utara serta menyalurkan gas dari Blok Andaman yang diperkirakan mulai berproduksi pada akhir 2028 atau awal 2029.
Jika seluruh jaringan pipa, termasuk Dusem dan Cisem tahap II, berhasil terintegrasi dari Aceh hingga Jawa Timur, distribusi gas nasional dinilai akan semakin efisien dan mendukung pelaksanaan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) secara merata.
Di kawasan Indonesia Timur, pendekatan berbeda dilakukan melalui pengangkutan gas menggunakan skema Small Scale LNG, yaitu pengiriman gas cair melalui kapal LNG berukuran kecil. Solusi ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri skala kecil di pulau-pulau terpencil.
“Kenaikan ini diatur agar keseimbangan bisnis gas dari hulu ke hilir tetap terjaga dan tetap memberikan keuntungan bagi semua pihak,” ujar Laode.
Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mendorong utilisasi gas domestik dan menciptakan ekosistem energi yang kompetitif.
Sementara itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memastikan bahwa pasokan gas untuk kebutuhan domestik hingga akhir 2025 dalam kondisi aman. Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, menyebut pasokan gas sebagian besar berasal dari West Natuna Gas Supply Group dengan volume mencapai 27 billion British thermal units per day (BBTUD).
“Jadi kebutuhan gas domestik di 2025 ini, insya Allah bisa kita penuhi, antara lain melalui percepatan produksi lapangan-lapangan yang ada,” ujar Kurnia.[*]
* kbc/cnbc