INFOMIGAS.ID | Banten–Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan , Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC) sedang mencari mitra kerja untuk menggarap proyek di Blok Natuna D-Alpha.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto bilang, KUFPEC sedang berencana untuk menggait empat perusahaan Hulu migas RI. Tetapi Djoko , tidak bilang indentitas lengkap perusahaan yang akan menjadi calon mitra KUFPEC.
Tetapi Djoko bilang, join study telah dirampungkan oleh perusahaan tersebut. Disebutkan, dua calon mitra yang dibidik oleh raksasa migas asal Kuwait adalah PT Pertamina (Persero) dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

“Join studi-nya udah selesai, dia lagi cari partner, paling enggak 4 partner yang diajak sama nanti KUFPEC. Salah satunya adalah Pertamina, kemudian Medco, satu lagi, nah lupa saya,” kata Djoko kepada wartawan di acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (20/5/2025).
Seperti diketahui, Blok Natuna D-Alpha diproyeksikan menyimpan gas hingga mencapai 46 TCF (trillion cubic feet) atau 2,5 kali lebih besar dari Blok Masela di Maluku sehingga disebut sebagai wilayah kerja (WK) raksasa.
Sebenarnya, potensi gas di Blok Natuna D-Alpha sudah ditemukan pada tahun 1973 silam dengan estimasi sumberdaya hidrokarbon hingga lebih dari 200 TCF.
Selain Blok Natuna D-Alpha, KUFPEC juga baru mengantongi persetujuan Rencana Pengembangan atau Plan of Development (POD-I) untuk Lapangan Anambas di lepas pantai Laut Natuna Barat. Persetujuan tersebut diberikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada 25 April 2025.
Di Blok Anambas KUFPEC Indonesia merencanakan akan onstream atau berproduksi pada 2028 nanti. Disebutkan, potensi gas di Blok Anamas mencapai 55 MMSCFD. Perusahaan energi asal Kuwait ini mengucurkan uang sekitar US$ 1,54 miliar atau sekitar Rp 24,8 triliun untuk pengembangan blok migas tersebut.

Pengembangan lapangan akan dilakukan untuk pengeboran sumur produksi dari platform kepala sumur, dan pemasangan pipa bawah laut untuk mengaliskan gas Anambas ke fasilitas yang sudah tersedia pada Sistem Transportasi Natuna Barat (West Natuna Transportation System).
Jika sudah berproduksi, Blok migas ini diharapkan akan menyalurkan gas ke pasar domestik dan regional, sehingga akan mendukung ketahanan energi Indonesia, kata Djoko.
Sementara CEO KUFPEC Eisa Al Maraghi memuji pemrintah Indonesia atas rencana ini. “Kami menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang erat dengan SKK Migas, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (MIGAS), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Pemerintah Indonesia dalam mendorong kemajuan proyek penting ini,” kata Eisadi Jakarta, Kamis (15/5/2025).[*]
*detik dotcom