INFOMIGAS.ID | Jakarta– Di tengah tekanan ekonomi dan fluktuasi nilai tukar, Iran tetap menjadi sebagai negara dengan harga bahan bakar minyak (BBM) termurah di dunia. Harga bensin di negara negeri para mullah tersebut hanya berkisar antara Rp800 hingga Rp1.200 per liter.
Berdasarkan data dari National Iranian Oil Company (NIOC), harga bensin dengan oktan 87 dijual sekitar 10.000 rial Iran (IRR), sedangkan bensin premium oktan 95 dipatok sebesar 25.000 IRR per liter. Harga ini setara Rp2.000 hingga Rp3.000 per liter. Bahkan, solar dijual jauh lebih murah, yaitu Rp400 hingga Rp700 per liter. Sementara gas alam terkompresi (CNG) yang banyak digunakan di sektor transportasi, dibanderol kisaran Rp250 hingga Rp400 per liter.
Untuk menghindari penyalahgunaan subsidi dan praktik penyelundupan BBM ke negara-negara tetangga seperti Pakistan dan Afghanistan, pemerintah Iran menerapkan sistem kuota BBM bagi warga negaranya. Setiap orang dijatah antara 60 hingga 120 liter perbulan. Jika melebihi batas tersebut, harga yang dikenakan lebih tinggi, mendekati harga pasar internasional.
BBM murah ini hanya berlaku untuk warga negara Iran. Turis asing dan kendaraan berpelat luar negeri harus membeli dengan harga internasional, bahkan dalam dolar AS atau euro.
Sebagai perbandingan, harga Pertalite di Indonesia saat ini mencapai Rp10.000 per liter, sementara harga solar bersubsidi sekitar Rp6.800 per liter — jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga BBM di Iran, yang bahkan tak sampai sepersepuluhnya.
Iran mampu menjaga harga rendah karena subsidi dan karena memiliki cadangan minyak mentah terbesar keempat di dunia. Selain itu, pemerintah mendorong penggunaan CNG dan energi terbarukan untuk menekan konsumsi bensin. Saat ini, sekitar 20 persen kendaraan di Iran telah beralih ke bahan bakar CNG, mengingat efisiensinya yang tinggi dan harga yang lebih terjangkau.[*]
*kbc