INFOMIGAS.ID | Jakarta– Penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite, pada periode Januari-November 2024 tercatat sebesar 27,33 juta KL, atau sebesar 86% dari total kuota 31,70 juta KL untuk tahun ini.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati mengatakan, penyerapan itu lebih rendah, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 lalu.
Menurut Erika, berkurangnya penyerapan BBM subsidi karena ketatnya pengawasan. Selain itu, pewajiban pembeli menggunakan QR Qode juga berdampak pada rendahnya serapan BBM subsidi.
Saat ini, Pertamina mewajibkan pembelian BBM bersubsidi Solar dan Partilate menggunakan QR Qode untuk memastikan tidak salah sasaran. “Jadi asumsinya turun,” ucap kata Erika, Jum’at, 13 Desember 2024.
Walaupun demikian, Erika percaya bahwa pada akhir tahun 2024 ini, penyerapan Pertalite akan mencapai hingga 90% , tetapi tidak akan melebihi dari kuota yang telah ditetapkan. “Di atas 90% pasti mencapai, tapi tidak sampai 100%,” kata Erika.

Sebelumnya dan ditempat yang sama, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memaparkan, penyaluran jenis BBM khusus penugasan (JBKP), yaitu Pertalite, sampai November 2024 sebanyak 27,33 juta KL, atau setara dengan 86% dari total kuota yang berjumlah 31,70 juta KL.
Realisasi jenis BBM tertentu (JBT) atau BBM solar telah mencapai 85% , atau setara dengan jumlah 16,61 juta dari kuota 19,58 juta KL pada periode yang sama.
Sementara jenis BBM umum (JBU) berjumlah 30,07 juta KL, telah direalisasikan 85% dari kuota,” kata Yuliot pada acara Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Awards, Jumat (13/12/2024) malam, di Jakarta. [*]
Editor : Nasier Husen