INFOMIGAS.ID | Lhokseumawe– PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Integrated Terminal (IT) Lhokseumawe menjalankan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam bidang pelestarian keanekaragaman hayati melalui pengembangan edu-ekowisata berbasis masyarakat di lahan Kampus Reuleut Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Aceh.
Area Manager Comm, Rel & CSS PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria mengatakan, pihaknya akan fokus pada pengembangan edu-ekowisata alam Reuleut sebagai pusat edukasi, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat.
“Rencananya, edu-ekowisata alam Reuleut akan dibuka untuk umum pada akhir Juni 2025. Setiap spesies flora dan fauna akan dilengkapi dengan kode QR interaktif agar memudahkan pengunjung untuk belajar secara digital,” ujar Satria, Selasa (29/4/2024).
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut bersama Universitas Malikussaleh menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan sosialisasi rencana kerja Program Konservasi Bersama di kawasan Kampus Reuleut Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Selasa (15/4/2024).
BACA JUGA Soal Tanggung Jawab Sosial Perta Arun Gas, Walikota : Belum Jelas
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program TJSL Pertamina, khususnya dalam bidang pelestarian keanekaragaman hayati yang telah berjalan sejak 2023. Turut hadir dalam acara tersebut, perwakilan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, dinas terkait, akademisi Universitas Malikussaleh dan komunitas lokal termasuk kelompok sadar wisata.
Satria menjelaskan kunci sukses program ini adalah sinergi lintas sektor yakni pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Kolaborasi ini bukan hanya menjaga alam, tetapi juga membangun masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
“Program ini telah melahirkan berbagai inisiatif, mulai dari pendirian rumah anggrek hingga konservasi burung merak dan serindit. Tahun ini, kami berfokus pada menjadikan kawasan ini sebagai destinasi edu-ekowisata yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama,” jelasnya.
Sementara itu Dekan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Dr. Baidhawi menambahkan kawasan konservasi di Kampus Reuleut telah mendapat dukungan resmi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh. “Kami akan memperluas konservasi, termasuk terhadap burung rangkong yang terancam punah dan flora endemik seperti kantong semar serta bunga jeumpa, ikon khas Aceh Utara,” ujarnya.
Soal Lingkungan dalam K3 Migas: Menjaga Ekosistem dan Komunitas
Program ini mendukung pencapaian berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya: SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penyediaan edukasi lingkungan, SDG 8 (Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi) lewat penciptaan lapangan kerja berbasis wisata, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui konservasi, serta SDG 15 (Menjaga Ekosistem Daratan) lewat perlindungan keanekaragaman hayati.[*]
*Rilis