INFOMIGAS.ID | Kuala Lumpur — Petronas akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 5.000 orang pekerja dalam restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh sebagai upaya mengurangi biaya setelah jatuhnya harga minyak mentah dunia.
Dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, Kamis (5/6/2025), CEO Muhammad Taufik mengatakan Petronas akan memangkas lebih dari 10% atau sekitar 5.000 karyawannya. Semua karyawan yang terdampak tersebut akan diberi tahu pada akhir tahun ini.
Selain itu, Petronas juga akan menunda promosi jabatan dan perekrutan tenaga kerja baru hingga Desember 2026.
“Margin keuntungan menyusut, lapangan minyak semakin mengecil,” kata Taufik. “Akan sulit untuk memenuhi target dividen dengan harga minyak saat ini,” katanya yang kutip situs Bloomberg.
Jatuhnya harga minyak dan menurunnya produksi dari kilang-kilang tua menjadi persoalan bagi Pemerintah Malaysia karena 10% pendapatan negara itu berasal dari Petroliam Nasional Bhd, nama lengkap perusahaan itu, pada 2024.
Selain menjadi menjadi tulang punggung energi negara, perusahaan ini juga berperan penting dalam mendanai pendidikan, infrastruktur, dan program sosial melalui dividen dan pajak.
Taufik mengatakan, angaran Petronas ditetapkan berdasarkan harga minyak Brent, yaitu sekitar US$75 sampai US$80 per barel, sedangkan harga minyak global saat ini diperdagangkan dengan harga US$65, atau turun sekitar 13% pada tahun ini. Anjloknya harga minyak akibat ketegangan perdagangan yang mengancam pertumbuhan global dan rencana OPEC+ untuk memulihkan produksi.
Laba bersih Petronas anjlok sebesar 32% pada tahun 2024, setelah turun sebesar 21% pada tahun 2023. [*]
*mnh