INFOMIGAS.ID | Banda Aceh — Pertamina Hulu Energi (PHE) NSO dan Pertamina EP (PEP) Rantau, bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi Aceh guna mengoptimalkan sektor migas di wilayah tersebut. Komitmen itu ditegaskan dalam pertemuan antara Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan jajaran SKK Migas serta perwakilan Pertamina, yang berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (15/7/2025).
Pertemuan ini merupakan bagian dari kunjungan kerja SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Aceh. Hadir dalam kunjungan ini Kepala SKK Migas Sumbagut C.W Wicaksono, General Manager PHR Zona 1 Hari Widodo, Manager PHE NSO Heri Prayogo, Manager PEP Rantau Field Tomi Wahyu Alimsyah, serta Head of Relation Zona 1 Budi Ariyanto.
General Manager PHR Zona 1, Hari Widodo, menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mengoptimalkan lapangan migas yang tergolong sudah mature dengan pendekatan teknologi dan inovasi terkini.
“Wilayah kerja kami seperti PHE NSO dan PEP Rantau sudah berproduksi sejak lama dan saat ini berbagai upaya inovasi serta pengeboran baru tetap kami lakukan untuk mendukung ketahanan energi,” ujarnya.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyambut baik langkah-langkah optimalisasi sektor migas yang dilakukan di wilayahnya, mengingat potensi sumber daya alam Aceh yang besar.
“Untuk itu, pentingnya ada sinergi antara pemerintah dan industri migas untuk mendukung pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya. Ia juga menyebut bahwa sumur-sumur tua masih memiliki nilai keekonomian yang layak untuk digarap.
Sebelumnya, pada 23 Juni 2025, SKK Migas Sumbagut bersama PHE NSO telah mengadakan kunjungan ke Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara. Dalam kunjungan itu, dipaparkan kontribusi industri migas terhadap penyerapan tenaga kerja lokal yang telah mencapai lebih dari 90 persen, serta komitmen terhadap pelestarian lingkungan melalui dukungan restorasi lanskap Cot Girek—kawasan penting bagi keanekaragaman hayati.
Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar dan Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil memberikan apresiasi terhadap peran industri migas yang dinilai tidak hanya menopang ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat lokal. Mereka menekankan pentingnya pelatihan dan pendidikan vokasi untuk menciptakan tenaga kerja lokal yang siap bersaing di industri energi.
Sementara itu, PEP Rantau juga melakukan pertemuan dengan Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, untuk memaparkan rencana kerja tahun 2025 sekaligus meminta dukungan pemerintah daerah dalam pelaksanaannya. Sejumlah program pengeboran pun telah direncanakan untuk tahun ini.
Seluruh upaya optimalisasi sektor migas di Aceh menjadi bagian dari kontribusi terhadap pencapaian target nasional, yaitu produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.[*]
*rilis