Mubadala Energy, perusahaan energi yang berasal dari Abu Dhabi, United Arab Emirates (UAE), dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Abu Dhabi, merupakan anak perusahaan dari Mubadala Investment Company (Mubadala).
Perusahaan mengoperasikan asetnya di 11 negara yang berfokus pada Timur Tengah dan Afrika Utara, Rusia dan Asia Tenggara. Produksi dari total working interest adalah setara 500,000 barel minyak per hari (BOEPD).
Di Indonesia, Mubadala Energy adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Sebuku yang berlokasi di Selat Makassar, sedangkan Blok Andaman I dan South Andaman di lepas pantai Pulau Sumatra bagian utara.
Kontrak Kerja Sama (KKS) berada di bawah naungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dan disupervisi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Mubadala Energy bukanlah pemain baru di industri minyak dan gas bumi di Indonesia. Perusahaan ini telah mengoperasikan lapangan gas Ruby secara aman dan andal, sejak akhir Oktober 2013. Gas yang telah diproduksi dari lapangan gas Ruby lebih dari 290 bcf dan saat ini telah memasuki masa end of life. Seluruh gas yang di produksi dari lapangan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Mubadala Energy juga telah berhasil mencatatkan pencapaian 10 juta lebih jam kerja tanpa Lost Time Injury (LTI).
Di wilayah Andaman, Mubadala Energy adalah pemegang net areal terbesar untuk mengamankan inti cekungan Sumatra bagian utara bagi pertumbuhan eksplorasi di masa depan dengan potensi membuka sumber gas material baru di Indonesia.
Mubadala Energy merupakan operator Kontrak Kerja Sama (KKS) Andaman I dan South Andaman yang keduanya menggunakan skema Gross Split dengan working interest masing-masing sebesar 80 persen. Mubadala Energy juga memiliki participating interest sebesar 30 persen di KKS Andaman II yang berdekatan, yang dioperatori oleh Harbour Energy.
Mubadala Energy yang berkantor pusat di Abu Dhabi ini tengah gencar melakukan kegiatan esplorasi di wilayah Andaman. Sejak tahun 2019 hingga tahun 2022, perusahaan telah melaksanakan program CSR di wilayah terdekat dari Blok Andaman I dan South Andaman namun masih bersifat short-term yang dikarenakan perusahaan masih dalam tahap eksplorasi.
Pada 19 Desember 2023 lalu, Mubadala Energy menemukan cadangan gas besar di sumur eksplorasi laut dalam Layaran-1, KKS South Andaman. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya pernah menyampaikan bahwa terdapat cadangan gas terbesar di dunia di wilayah kerja minyak dan gas (migas) yang berada di lepas pantai Aceh.
Temuan cadangan gas besar ini diumumkan oleh Mubadala Energy bersama-sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada akhir tahun lalu, dimana Mubadala Energy berhasil menemukan gas yang signifikan dari sumur eksplorasi Layaran-1, South Andaman, yang berlokasi sekitar lebih dari 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara, Indonesia. Sumur eksplorasi Layaran-1 merupakan sumur dalam pertama yang dioperasikan perusahaan, yang dibor hingga kedalaman 4.208 meter pada kedalaman air laut 1.207 meter.
Penemuan cadangan gas (gas resources discovery) besar ini adalah sejalan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai target produksi minyak bumi sebesar 1 Juta Barel per Hari (BOEPD) dan gas bumi sebesar 12 Miliar Gas Standar Kaki Kubik per Hari (BSCFD) di tahun 2030. (*)