InfoMigas.id, Jakarta- Rendahnya Lifting (pergerakan) minyak Indonesia disorot oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahil Lahadalia. Kondisi ini berbeda jauh dengan keadaan sekitar tahun 1996-1997.
Saat itu Indonesia mencatatkan lifting minyak hingga 1,6 juta barel per hari.
“Kita tahu bahwa 30 tahun lalu, tahun 1996-1997, bahwa lifting minyak kita itu 1.600.000 barrel per day, dengan kontribusi kepada pendapatan negara itu sekitar 40-50 persen,” kata Bahlil yang dikutip oleh detik.com, Senin (14/10/2024).

Tetapi angka lifting terus merosot tiap tahun, walau sempat naik lagi pada tahun 2008, yaitu sekitar 800-900 ribu barel per hari. Angkanya kembali turun dan menjadi sekitar 600 ribu barel per hari sekarang ini.
Angka itu jauh dari kebutuhan minyak nasional yang mencapai 1,6 juta barel per hari. Selisih dari kebutuhan itulah yang harus penuhi dengan cara impor.
“Produksi minyak kita itu (sekarang) tinggal 600.000 barat per day, dan konsumsi kita, itu 1.600.000 barat per day. Jadi kita impor kurang lebih sekitar 900 ribu sampai 1 juta. Jadi apa yang terjadi tahun 1997, kita export, sekarang berbalik, kita impor dengan jumlah yang sama,” urainya
“Kalau tidak kita mampu mengatasi lifting, maka jangan pernah bermimpi kita ini akan menuju kepada keberatan energi,” sambung Bahlil.
Ia juga menyebut Indonesia menghabiskan devisa negara Rp 500 triliun per tahun untuk impor minyak dan gas (migas). Kondisi tersebut turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Setiap tahun, kita itu menghabiskan devisa kita sekitar Rp 500 triliun. Makanya nilai tukar dolar kita, terhadap rupiah agak sedikit maju-mundur maju-mundur. Bayangkan, salah satu sumber kebutuhan dolar terbesar itu adalah kita untuk membeli energi,” terang Bahlil.
Bahlil menjelaskan, solusi untuk permasalahan itu adalah penerapan teknologi Teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery) untuk meningkatkan lifting. Kemudian mengaktifkan kembali sumur minyak yang berstatus idle atau nganggur.
Dari sekitar 44.900 sumur yang ada, 16.000-an lebih sumur berstatus aktif. Kemudian 16.600 sumur idle, dan sekitar 5.000 sumur idle yang masih bisa dioptimalkan. [*]
*detik-cnbc-pertamina