INFOMIGAS.ID | Jakarta – Realisasi penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) nasional hingga Semester I tahun 2025 tercatat sebesar US$ 5,88 miliar, atau setara Rp95,91 triliun (asumsi kurs Rp16.312 per dolar AS). Hal ini disampaikan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam konferensi pers, Senin pekan lalu.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menjelaskan bahwa angka tersebut setara dengan 45,1% dari target tahun 2025 yang ditetapkan sebesar US$13,03 miliar. Namun, ia tetap optimistis bahwa hingga akhir tahun, penerimaan negara bisa mencapai US$ 10,83 miliar, atau 83,1% dari target.
“Penerimaan negara, Juni 2024 US$ 7,63 miliar, target 2025 US$ 13,03 miliar, realisasi sampai dengan Juni US$ 5,88 miliar atau 45,1 persen, outlook-nya US$ 10,83 atau 83,1 persen,” kata Djoko dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester 1 2025.
Djoko mengakui bahwa belum tercapainya setengah dari target pada pertengahan tahun ini dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang berada di bawah asumsi APBN.
“Ini karena harga minyak di dalam APBN itu 82 USD per barel, realisasinya rata-rata di bawah 70 atau 69 barel. Ini otomatis karena harga minyaknya yang rendah meskipun produksinya kita bisa mencapai target,” jelasnya yang dikutip CNBC Indonesia.
Tak hanya dari sisi penerimaan, Djoko juga menyampaikan realisasi investasi hulu migas hingga Juni 2025 yang mencapai US$ 7,19 miliar, atau sekitar 43,6% dari target investasi tahunan sebesar US$ 16,5 miliar.
“Outlook-nya mudah-mudahan bisa tercapai sesuai dengan target 2025 atau bahkan lebih bisa mencapai US$ 16,9 miliar kalau tidak delay proyek-proyek kita,” tambah Djoko.
Laporan semesteran ini mencerminkan tantangan dan dinamika sektor hulu migas nasional, di tengah fluktuasi harga minyak global dan upaya optimalisasi investasi dalam negeri. Meski capaian sementara masih di bawah ekspektasi, SKK Migas tetap optimistis menatap sisa tahun 2025 dengan target yang realistis dan kerja keras untuk mendorong pencapaian sektor energi nasional.[*]