InfoMigas.id, Lhokseumawe– Kelangkaan Gas Dan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi menjadi perhatian mahasiswa di sejumlah universitas di Aceh. Atas kondisi tersebut, Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh melakukan diskusi secara online dengan Thema ‘Ratoeh Energy: Apakah BBM Subsidi di Aceh Sudah Tepat Sasaran? Upaya Mengatasi Kelangkaan dan Menuju Energi yang Bersih’ .Diskusi secara virtual ini diikuti oleh sekitar 100 , Kamis (21/11/2022). Peserta dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, akademisi, dan praktisi energi.
Sejumlah Nara narasumber membahas tentang distribusi BBM subsidi di Aceh dan solusi atas kelangkaan yang kerap terjadi. Diskusi ini sekaligus menjadi momentum untuk mendorong kesadaran akan pentingnya transisi energi bersih demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Diskusi dipandu oleh Muhammad Fairuzhafizh Noer, Kepala Bidang Kajian Isu Energi DEM Aceh,. Sebelum memasuki diskusi, terlebih dahulu diawali dengan pemaparan dari Said Faisal, S.T., M.T., Plh. Kepala Seksi ESDM Aceh.
Menurut Said Faisal, kuota BBM bersubsidi di Aceh 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemerintah Aceh juga telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 542/21981 tentang Pengendalian Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Solar Subsidi (Bio Solar) untuk mencegah penyalahgunaan pada pengisian BBM bersubsidi, termasuk praktik memodifikasi tangki BBM.
Pada bagian lain, Sales Branch Manager (SBM) PT Pertamina Patra Niaga Aceh 1 Fuel, Muhammad Yoga Prabowo, menjelaskan peran Pertamina sebagai operator penyaluran BBM subsidi. Ia juga memaparkan data distribusi kuota BBM subsidi di setiap kabupaten dan kota di Aceh.
Diskusi juga menyoroti pengaruh geopolitik global terhadap harga BBM, yang dijelaskan oleh Irsal, perwakilan SPP UPMs 1.
Dalam diskusi ini terungkap sejumlah persoalan, seperti Penyelewengan distribusi BBM subsidi, penyaluran tidak tepat sasaran, Kelangkaan BBM di wilayah terpencil dan kurangnya edukasi tentang pentingnya transisi energi bersih.
Para peserta diskusi sempat mengusulkan beberapa solusi seperti Memperketat pengawasan distribusi BBM subsidi dengan melibatkan pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, meningkatkan transparansi data penerima subsidi untuk memastikan BBM tepat sasaran.
Presiden DEM Aceh, Faizar Rianda, dalam sambutannya menegaskan pentingnya penyelesaian masalah kelangkaan BBM subsidi di Aceh. “Dengan kuota BBM subsidi sebesar 1.000.882 kiloliter pada tahun 2024, seharusnya kebutuhan masyarakat Aceh dapat tercukupi, namum kejadian dilapangan sangatlah berbeda. Harapan kami, permasalahan kelangkaan BBM subsidi yang telah berlangsung cukup lama ini dapat segera diselesaikan demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” kata Faizar.
Di akhir acara, moderator Muhammad Fairuzhafizh Noer menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk menciptakan distribusi BBM subsidi yang adil dan berkelanjutan. Ketua panitia, Fajar Lesmana, menyampaikan harapannya agar diskusi ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ide, tetapi juga mendorong langkah nyata dalam pengawasan distribusi BBM subsidi. “Kami berharap pengawasan distribusi BBM subsidi dapat lebih diperketat dan kebijakan yang diambil benar-benar berpihak kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama di daerah terpencil yang sering terdampak kelangkaan,” ujar Fajar.
Diskusi ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat Aceh untuk memilih pemimpin yang peduli pada isu energi, terutama menjelang pilkada. DEM Aceh berkomitmen untuk terus menjadi penggerak perubahan dalam isu strategis energi dan lingkungan di Aceh.
Dengan diskusi seperti Ratoeh Energy, DEM Aceh berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi masa depan energi yang lebih adil dan berkelanjutan. [*]
*Rilis DEM Aceh