InfoMigas.id-Jakarta | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melelang 9 blok minyak dan gas bumi (migas).
Proses lelang dilakukan melalui penawaran langsung, dengan pengaksesan dokumen dijadwalkan pada 14 Oktober hingga 26 November. Kemudian, submisi lelang dibatasi hingga 29 November 2025.
Selanjutnya, Blok Gagah ditawarkan melalui skema penawaran langsung dan tanpa joint study. Waktu pengaksesan dokumen dijadwalkan pada 14 Oktober 2025 hingga 11 November 2025.
Daftar 9 Blok Migas yang Ditawarkan
1. Blok Southwest Andaman – Berada di lepas pantai Andaman, memiliki potensi 3 TCF gas di area 5.715,49 km². Skema gross split dengan pembagian 53:47 (minyak) dan 51:49 (gas).
2. Blok Jalu – Terletak di offshore Laut Andaman, dengan potensi gas mencapai 2,9 triliun kaki kubik (TCF) dan luas 3.942,62 km². Skema kontrak cost recovery, split 60:40 (minyak) dan 55:45 (gas). Nilai minimal bonus tanda tangan US$300.000.
3. Blok Karunia – Meliputi wilayah darat dan laut Sumatra Utara–Riau, dengan potensi 82 juta barel minyak (MMBO) dan 132 miliar kaki kubik (BCF) gas. Skema cost recovery, split 60:40 (minyak) dan 55:45 (gas). Ditetapkan bonus tanda tangan minimal US$300.000.
4. Blok Delapan Muaro – Berlokasi di Sumatra Selatan dan Jambi, dengan potensi 56 MMBO minyak dan 953 BCF gas di area 5.499,48 km². Skema cost recovery, split 60:40 (minyak) dan 55:45 (gas).
5. Blok Barong – Terletak di lepas pantai Jawa Timur–Sulawesi Selatan, berpotensi 2,9 TCF gas. Skema cost recovery, split 55:45 (minyak) dan 50:50 (gas). Bonus tanda tangan minimal US$200.000.
6. Blok Drawa – Berada di lepas pantai Papua Barat dan Papua Barat Daya, dengan potensi 360 BCF gas. Skema cost recovery, split 55:45 (minyak) dan 50:50 (gas). Bonus tanda tangan minimal US$200.000.
7. Blok Gagah – Terletak di daratan Sumatra Selatan, berpotensi 173 MMBO minyak dan 1,1 TCF gas. Skema cost recovery, split 60:40 (minyak) dan 55:45 (gas).
8. Blok Abar Anggursi – Berlokasi di lepas pantai Jawa Barat, dengan potensi 357 MMBO minyak dan 1,8 TCF gas di area 8.426,19 km². Kontrak dapat menggunakan cost recovery atau gross split, dengan bonus tanda tangan minimal US$200.000.
9. Blok Bintuni – Mencakup wilayah darat dan laut Papua Barat, dengan potensi 2,1 TCF gas di area 6.001 km². Skema cost recovery, split 60:40 (minyak) dan 55:45 (gas). Nilai minimum bonus tanda tangan US$300.000.[*]